Perayaan Imlek akan digelar pada 16 Februari 2018, sedangkan Cap Go Meh pada 1 Maret 2018.
"Tahun 2017 kemarin mencapai 566.487 orang, tahun ini kita targetkan sebanyak 684.793 orang," kata Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Singkawang, Suryanto, seperti yang dilansir dari Antara.
Singkawang sudah mengemas Imlek dan Cap Go Meh menjadi atraksi wisata sejak tahun 2009.
“Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata juga sudah menetapkan bahwa dua perayaan ini dalam kalender event nasional,” kata Suryanto.
Setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh, Suryanto mengatakan, tingkat okupansi hotel di Singkawang selalu penuh. Tak hanya oleh turis mancanegara, tapi juga oleh turis lokal yang pulang kampung ke Singkawang.
“Harapan saya, penyelenggaran Imlek dan Cap Go Meh pada tahun ini berjalan kondusif,” pungkas Suryanto.
Walau tidak sepopuler Pontianak—ibukota Kalbar yang berada berjarak empat jam perjalanan, namun saat ini Singkawang sudah mulai berkembang menjadi kota yang sibuk.
Kemeriahan Pawai Tatung saat Cap Go Meh di Singkawang
|
Jumlah penduduk di kota ini sekitar 246 ribuan, dengan mayoritas penduduk merupakan orang keturunan Tionghoa, Dayak dan Melayu, yang beragama Buddha, Khonghucu, Islam, Katolik, Protestan, Tao dan Hindu.
Mayoritas penduduk keturunan Tionghoa yang memeluk Buddha dan Khonghucu membuat banyaknya bangunan vihara atau kelenteng yang dibangun di Singkawang. Kota ini bahkan mendapat julukan 'Kota Seribu Kelenteng' dan 'Hong Kong-nya Indonesia'.
Berbagai tradisi tahunan khas Tionghoa pun rutin diselenggarakan di sini, seperti Imlek, Cap Go Meh dan Ceng Beng.
Salah satu pawai yang diselenggarakan setiap Cap Go Meh, Pawai Tatung, disebut sebagai yang terbesar di dunia. Pawai tersebut merupakan perpaduan dari budaya Tionghoa dan Dayak.
Bagi turis yang gemar wisata foto, ada baiknya untuk memesan akomodasi di Singkawang dari sekarang sebelum gagal menyaksikan perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar