Kenapa Tahun Baru Imlek Identik Dengan Lampion Merah Dan Petasan ? Ini Sejarahnya.
Imlek – Pedekik.com, Pada setiap tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa sering memasang lampion merah yang umumnya digantung di teras rumah, jalan-jalan, kelenteng dan tempat umum lainnya.
Uniknya, jarang sekali kita menemui lampion itu berwarna selain merah. Bahkan bukan hanya lentera yang umumnya terbuat dari kertas itu saja yang berwarna merah. Tapi benda-benda lainnya juga. Seperti makanan, pakaian, hiasan rumah dan sebagainya.
Selain itu, pada setiap Tahun Baru Imlek kita juga selalu menyaksikan orang Tionghoa membunyikan petasan. Bahkan mereka tidak sayang-sayang menghabiskan uang jutaan rupiah hanya untuk membeli petasan tersebut. Terlebih di saat malam keramaian Cap Go meh.
Tahukah anda, ternyata dua icon perayaan hari raya Tionghoa tersebut memiliki sejarah yang sudah berumur ribuan tahun. Lebih dari 2000 tahun yang lalu. Atau lebih tepatnya sekitar tahun 180 Sebelum Masehi.
Dimana sejarah lampion Tahun Baru China ( kini Tiongkok ) tersebut di ambil dari sejarah naik tahtanya Kaisar Hanwudi pada era kekuasaan Dinasti Han Barat. Yakni pada hari ke lima belas bulan pertama dalam sistem penanggalan China ( kalender Imlek ).
Pada masa itu, setiap tanggal lima belas tahun Imlek, Kaisar Hanwudi selalu memperingati hari penobatannya sebagai Kaisar dengan mengadakan festival lampion bersama rakyatnya di luar istana.
Kemudian sekitar tahun 104 Sebelum Masehi, tanggal 15 tahun Imlek tersebut ditetapkan menjadi Hari Raya Nasional masyarakat Tionghoa. Atau lebih dikenal dengan perayaan Cap Go Meh. Cap artinya Sepuluh, Go berarti Lima dan Meh artinya Malam. Jadi maksudnya perayaan atau Hari Raya Malam ke 15
Adapun kenapa lampion dan benda-benda lainnya dari masyarakat Tionghoa ini berwarna merah, adalah berawal dari legenda China kuno yang mana pada masa itu hidup makhluk (monster) jahat yang dalam bahasa China bernama Nian , yang artinya Tahun.
Hewan mitos Nian ini sering muncul di setiap awal tahun baru imlek dengan tujuan untuk memakan hasil pertanian rakyat dan memangsa hewan ternak. Bahkan juga memangsa manusia terutama anak-anak.
Sehingga untuk menyelamatkan penduduk desa dari serangan makhluk Nian ini, warga menyediakan makanan di depan pintu untuk dijadikan santapan monster Nian, dengan maksud agar hewan tersebut tidak memangsa manusia lagi.
Namun suatu ketika ada salah seorang penduduk yang menyaksikan Nian ini menghindar dan lari ketakutan karena melihat seorang anak memakai pakaian berwarna merah. Dari situ mereka akhirnya tahu bahwa makhluk ini takut dengan warna merah.
Sejak kejadian tersebut setiap tahun baru imlek datang, masyarakat memasang gordin berwarna merah di pintu dan jendela rumah mereka. Tidak ketinggalan pula lampion-lampion festival Cap Go Meh juga dibuat menjadi warna merah.
Selain itu, mereka juga berusaha untuk menakut-nakuti atau mengusir makhluk monster Nian ini dengan cara membunyikan petasan-petasan.
Itulah sebabnya kenapa tahun baru imlek selalu identik dengan lampion-lampion merah dan petasan hingga hari ini. Karena warna merah dan bunyi petasan dianggap bisa menghilangkan bencana dan mampu mengusir makhluk serta roh-roh jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar